Dulu ketika kuliah di sebuah fakultas Peternakan di Jawa, sempa tjuga berusaha menjual susu sapi murni untuk keuangan organisasi. Berusaha ini tidaklah sulit jika kita memiliki susu sapi dari produsen. Kita bisa mengemasnya dalam ukuran 250 ml, 500 ml, atau 1000 ml. Sesudah susu dikemas bisa kita jajakan ke perumahan, sekolahan, pasar, dan lain-lain.
Ketika menjual susu harus masuk dalam termos atau cool box untuk menjaga kesegaran susu. Jika susu berada dalam suhu kamar akan cepat rusak ditandai dengan rasa kecut dan susu pecah-pecah
Sebelum dijual, susu juga dipanaskan agar membunuh kuam- kuman yang ada. Proses ini tidak sulit. Kemudian susu juga dapat ditambahkan rasa (flavor) seperti coklat, strawberry, pandan, durian dan lain-lain. Tentu saja penambahan ini tidak boleh melebihi ambang batas kesehatan yang dibolehkan oleh depkes dan bisa ditambahkan gula sebagai pemanis. Lebih baik lagi jika bisa menjaring pelanggan.
Tawarkan pada penduduk untuk berlangganan agar bisa diantar susu tiap hari. Atau anda bisa menawarkan susu pada nasi angkringan dan cafe yang membutuhkan susu. Kadang angkringan juga membutuhkan susu untuk minuman susu jahe atau bandrek. Usahakan susu dapat laku dalam sehari karena kualitas susu akan buruk jika masih dijual keesokan harinya. Lebih baik anda membagikan susu tersebut atau mengolahnya menjadi makanan lain seperti susu, dodol, sirup, kerupuk, dan lain-lain.
Sebenarnya pasaran susu masih lebih baik jika budaya minum susu dikembangkan. Masyarakat Indonesia lebih suka menjajakan uangnya pada rokok daripada membeli segelas susu yang harganya bisa sepuluh kali lipat. Padahal rokok merusak tubuh sedangkan susu sangat bermanfaat bagi kesehatan. Jika sudah permintaan susu meningkat maka bisnis ini dapat berkembang dengan pesat.
Sumber-shvoong.com
No comments:
Post a Comment